Rabu, 21 Januari 2009

Siapapun Presiden Amerika

Siapapun Presiden Amerika yang baru, semoga ia bagian dari solusi dan bukan bagian dari musibah bersama. Krisis finansial Amerika yang menjadi krisis dunia itu jelas sudah, bahwa jika bangsa itu keliru perilaku, kehidupan bersama menjadi taruhannya. Karenanya, selain penting mengharap Amerika yang lebih baik, sudah selayakanya dunia membuat pilar-pilar keseimbangan baru. Eropa butuh untuk lebih bersatu. Asia butuh menjadi lebih kuat. Dan monopoli kekuatan ternyata jauh lebih menakutkan. Maka kedatangan Moamar Kadhafi ke Rusia yang menawarkan pangkalan militer Rusia di Libya, sungguh sebuah syiar politik yang menarik.


Kita mengerti, Amerika di bawa Bush senior dan Junior, adalah Amerika dengan wajah yang garang dan penuh perang. Milyaran dolar habis untuk Irak dan kita tahu, Irak tidak menjadi lebih baik. Jadi apapun argumenatsi Amerika, ia harus gugur demi melihat fakta Irak yang sekarang. Di era Bush Junior pula terjadi bermacam-macam drama. WTC hancur, dan inlah dilemanya: tak mudah mempercayai kehancuran pencakar langit ini cuma dengan scenario tunggal. Dunia yang sekarang adalah dunia yang juga digoda oleh teori konspirasi. Siapakah sesungguhnya penghancur menara ini, musuh Amerika atau Amerika sendiri? Setidaknya itulah pertanyaan yang berkecamuk di benak publik dunia, dengan tak satupun jawaban yang meyakinkan.

Keinginan Amerika membuat perdamaian dunia, sebetulnya adalah sejenis utopia. Karena niat damai itu akhirnya malah menyulut kekacauan di mana-mana. Dibanding era ketegangan Perang Dingin, tata dunia sekarang ini ternyata jauh lebih menegangkan. Perang-perang jenis baru, kehancuran ekonomi akibat liberalisame, ternyata tak kalah menakutkan katimbang agraris militer dan jatuhnya bom. Bom yang sanggup meratakan sebuah kota itu, sama menakutkannya dengan kehancuran pasar bursa yangs ekali pukul sanggup menghajar lima benua.

Amerika yang sekarang ini, sungguh Amerika yang butuh lebih rendah hati. Bahwa hidup ternyata tak bisa sendiri. Bahwa kebesaran ternyata hanya nisbi. Pihak yang melulu mengeksploaitasi seperti dengan menumpuk kanker di tubuh sendiri. Tata dunia yang baru, sudah tidak bisa dihindarkan lagi dari keberanian saling membagi ini. Reaksi bumi yang makin khas ini, kutup-kutup es yang mencair, ozon yang membesar, suhu yang meninggi, sungguh akan memembuat perebutan kursi di pangung politik, hanya menjadi persoalan receh belaka

1 komentar:

Anonim mengatakan...

betul bangeet ak sangat se7 sekali,Indonesia kl ingin maju hrs bisa lepas dr ketergantungan dgn Amerika.Manfaatkan rakyat utk kelola kekayaan alam,jangan jual sm neg asing


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Ebook Download